Penjelasan Hadits: Siapa Yang Mendatangi Penguasa, Ia Akan Terfitnah
Pertanyaan:
Ustadz, ana mau bertanya tentang hadits:
من أتى باب السلطان افتتن
“Siapa yang mendatangi pintu penguasa, maka ia akan terfitnah“.
Apakah hadits ini menunjukkan tidak bolehnya mendatangi pintu penguasa secara mutlak walaupun untuk menasehatinya?
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. menjawab:
Hadits tersebut dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah. Namun yang perlu dicermati adalah bahwa larangan mendatangi pintu penguasa dalam hadits tersebut tidak secara mutlak.
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan At Tirmidzi, Al Qadli Iyadz berkata:
أي من غير ضرورة وحاجة لمجيئه
“Yaitu mendatanginya dengan tanpa darurat dan keperluan”.
Al Mudzhir berkata:
ومن دخل على السلطان وداهنه وقع في الفتنة وأما من لم يداهن ونصحه وأمره بالمعروف ونهاه عن المنكر فكان دخوله عليه أفضل الجهاد
“Siapa yang mendatangi penguasa dan ber-mudahanah (menjilat) maka ia pasti jatuh kepada fitnah. Adapun jika ia tidak bermudahanah, ia memberi nasehat dan menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar maka kedatangannya termasuk jihad yang paling utama” (Tuhfatul Ahwadzi, 6/533).
Maksudnya beliau mengisyaratkan kepada hadits:
أفضل الجهاد كلمة حق عند سلطان جائر
“Jihad yang paling utama adalah kalimat kebenaran yang disampaikan di sisi penguasa yang zalim” (HR Abu Dawud).
Jadi yang dilarang adalah bila kita mendatanginya karena dunia dan bersikap mudahanah. Adapun jika mendatanginya untuk memberinya nasehat dan masukan yang baik maka itu dilakukan oleh Nabi Musa Alaihissalam yang mendatangi Fir’aun untuk mendakwahinya.
Demikian pula bila kita mendatanginya untuk memuliakannya tanpa bermudahanah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
خمس من فعل واحدة منهن كان ضامنا على الله عز وجل من عاد مريضا أو خرج مع جنازة أو خرج غازيا أو دخل على إمام يريد تعزيره وتوقيره أو قعد في بيته فسلم الناس منه وسلم
“Lima perkara, siapa yang melakukan salah satunya maka Allah akan memberinya jaminan; orang yang menjenguk orang sakit, atau keluar untuk mengantar jenazah, atau keluar untuk berperang, atau mendatangi pemimpin untuk memuliakannya, atau duduk di rumahnya sehingga manusia selamat dari keburukannya dan ia pun selamat” (HR Ahmad dan Thabrani dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami no 3253).
Dan hadits “Siapa yang mendatangi pintu penguasa, ia akan terfitnah“, walaupun dianggap shahih oleh Syaikh Al Albani, namun saya meragukan keshahihannya. Hadits tersebut diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah.
- Adapun hadits Ibnu Abbas, diriwayatkan dari jalan Sufyan Ats Tsauri dari Abu Musa Al Yamani dari Wahb bin Munabbih dari ibnu Abbas secara marfu. Dalam sanad ini terdapat Abu Musa Al Yamani, ia majhul. Jadi sanad ini lemah.
- Adapun hadits Abu Hurairah diriwayatkan dari jalan Al Hasan bin Al Hakam An Nakhoi. Namun para perawi darinya berselisih:
- Ismail bin Zakariya meriwayatkan dari dari Al Hasan dari Adi bin Tsabit dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
- Sedangkan Isa bin Yunus, Ya’la bin Ubaid, Muhammad bin Ubaid, Hatim bin Ismail, dan Yahya bin Isa Ar Ramli meriwayatkan dari Al Hasan dari Adi bin Tsabit dari seorang Syaikh, dari Abu Hurairah secara marfu. Dalam sanadnya terdapat perawi yang mubham. Sehingga inipun lemah.
Namun, bila memang shahih, maka penjelasannya sebagaimana telah kita paparkan. Wallahu a’lam.
***
Dari channel Telegram Al Fawaid
Penulis: Ust. Badrusalam Lc.
Artikel Muslim.or.id
🔍 Hadits Dahsyatnya Sedekah Di Bulan Ramadhan, Hukum Hutang Menurut Islam, Doa Melihat Keindahan Ciptaan Allah, Dzikir Pagi Dan Sore, Pondok Pesantren Al Furqon Gresik
Artikel asli: https://muslim.or.id/28140-penjelasan-hadits-siapa-yang-mendatangi-penguasa-ia-akan-terfitnah.html